JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II (ISOALSI SENYAWA P-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR)
JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Disusun Oleh:
NAMA : LAMIA AMELIA
NIM : RSA1C117006
KELAS : REGULER MANDIRI
Dosen Pengampu:
Dr.Drs. SYAMSURIZAL., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 8
I.
Judul : Isolasi Senyawa p-Metoksi
Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galangal.L)
II.
Hari/Tanggal : Rabu, 30 oktober 2019
III.
Tujuan : Adapun Tujuan dari Praktikum
Kali ini adalah:
1.
Dapat menguasai
teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya senyawa fenilpropanoid
2.
Dapat mengenal
sifat-sifat kimia fenil propanol melalui reaksi-reaksi pengenalan yang
spesifik.
IV.
Landasan Teori
kencur merupakan
tanaman tropis yang banyak tumbuh di kebun, pekerangan, digunakan sebagai bumbu
dapur dan termasuk salah satu tanaman obat tradisional Indonesia. Senyawa kimia
yang terkandung didalamnya antara lain: etil p-metoksisinamat, etil sinamat
yang komponen utamanya, p-metoksistiren, dll. Kadar untuk etil p-metoksisinamat
dalam kencur cukup tingggi yaitu mencapai 10%, dikarenakan dengan mudah bisa di
isolasi dari umbinya menggunakan pelarut
petroleum atau etanol. Struktur p-metoksi sinamat (C12H14O3)
dan asam p-metoksi sinamat sebagai berikut (Tim Kimia Organik,2015).
Kaempferia galanga,Linn atau biasa disebut dengan kencur merupakan tanaman
tropis yang banyak tumbuh di berbagai daerah, kencur banyak digunakan sebagai tanaman yang
dipelihara atau juga bisa digunakan sebagai ramuan obat tradisional serta sebagai
bumbu masakan, sehingga banyak petani yang membudidayakan tanaman kencur
tersebut sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar.
Tanaman kencur yang diperdagangkan adalah bagian buah akar yang tinggal didalam
tanah atau rizoma. Rimpang kencur yang
terdapat dalam tanah bergerombol dan
bercabang-cabang dengan induk rimpang ditengah. Kulit ari bewarna coklat dan
bagian dalam bewarna putih kekuning-kuningan yang memiliki kandungan air yang
lebih banyak (Fessenden,1984).
Etil p-metoksisinamat
(EPMS) merupakan salah satu senyawa dari hasil isolasi dari rimpang kencur,
yang mana bahan dasarnya adalah senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari
sengatan matahari. EPMS ini termasuk dalam golongan senyawa ester yang
mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang mengikat etil yang bersifat
sedikit polar sehingga dalam ektraksinya dpat menggunakan pelarut-pelarut yang
mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, methanol, air dan
heksana. Dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan yaitu kepolaran
antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran
yang sama atau yang hamper sama ( Nurlita,2004).
Salah satu reaksi yang
mudah dilakukan dalam etil p-metoksisinamat yaitu menghidrolisisnya, dimana
akan menghasilkan asam p-metoksi sinamat. NaOH yang ditambahakan pada
hidrolisis etil p-metoksi sinamat yaitu akan terurai menjadi Na+ dan
OH-. Dimana ion OH- akan menyerang gugus C karbonil yang
bermuatan positif dan menyebabkan kelebihan electron. Hal ini akan terjadinya
pemutusan ikatan rangkap antara atom O adan atom C sehingga atom O akan
membentuk ikatan rangkap lagi dengan atom C, kemudian atom C akan menstabilkan
diri dengan melepaskan OC2H5. Maka hal ini akan menyebabkan terbentuknya
p-metoksi sinamat (Afriantini,1990).
Kandungan kimia dari
rimpang kencur yaitu (1) etil sinamat, (2) etil p-metoksisinamat, (3)
p-metoksistiren (4) Karen, (5) borneol, dan (6) paraffin.
Diantara kandungan kini
inni, etil p-metoksisinamat adalah komponen utama dari kencur. Tanaman kencur
mempunyai kandungan kimia antara lain minyak astiri 2,4-2,9% yang terjadi atas
etil p-metoksisinamat (30%). Kamfer, borneol, sineol, penta dekana. Adanya
kandungan etil para metoksisinamat dalam kencur yang merupakan senyawa turunan
sinamat. Manfaat yang diperoleh dari penanaman kencur ini adalah untuk
meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang sekaligus menambahkan
penghasilan petani. Kemudian ekstraksi p-metoksi sinamat dari kencur tidak
boleh menggunkan suhu yang lebih dari titik lelehnya yaitu 48-50C
(Inayatulllah,1997).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.
Erlenmeyer 250ml
2.
Kertas saring
3.
Corong Buchner
4.
Penangas air
5.
Labu bulat
6.
Corong biasa
7.
evavorator
8.
alat ukur TI
9.
KLT
5.2 Bahan
Adapun
bahan yang digunakan adalah:
1.
Kencur yang
ditumbuk
2.
kloroform
3.
etanol
4.
NaOH
5.
Metanol
6.
Asam sulfat
klorida
VI.
Prosedur Kerja
a)
Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat
Dalam Erlenmeyer 250ml masukkan serbuk kencur,
kemudian direndam dengan 100ml petroleum eter fraksi 60-80ᵒC hingga selapis
kloroform terdapat di atasnya. Hangatkan beberapa menit dalam penangas air
sambil digoyang-goyang, biarkan selama setengah jam dalam temperature kamar
kemudian disaring. Pisahkan residu kencur dan ulangi perkolasi sekali lagi
menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama, filtrate yang diperoleh
digabungkan kemudian dipekatkan dibawah tekanan rendah (evavorator) sampai
volume larutan kira-kira setengahnya, larutan pekat didinginkan dalam air es,
padatan yang terbentuk disaring dengan corong buchner, filtrate dipekatkan
sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung kemuudian
ditimbang. Hitung rendemnya 1 Rekristalisasi dilakukan dalam petroleum eter.
Kemudian diukur titik lelehnya dan bandingkan dengan literature.
b)
Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Sampel Kristal hasil isolasi dilarutkan dalam
petroleum eter, menggunakan kapiler, totolkan pada plat KLT ukuran 2x5cm. pada
jarak 0,5cm dari bawah, gunakan etil p-Metoksisinamat dan asam p-metoksi
sinamat standar sebagai pembanding. Masukan dalam chamber yang telah dijenuhkan
dengan eluen klooroform, pengamatan bercak dilakukan dengan melihatnya dibawah
lampu UV atau dimasukkan ke dalam chamber iodium. Hitung RF nya dan bandingkan
dengan standar.
c)
Pemeriksaan Spektroskopi Ultra Violet
Kristal hasil isolasi dilarutkan dalam methanol
kemudian spectrum ultra violetnya pada daerah panjang gelombang 200-300 nm.
d)
Pemeriksaan Spektroskopi Infra Merah
Kristal hasil isolasi dibuat pellet dengan KBr
kering, kemudian dibuat spectrum infra merahnya.
LINK VIDEO
Sebagai contoh agar lebih memahami praktikum kali
ini pengenai pembuatan senyawa asam pikrat, berikut anda dapat melihatnya pada
link dibawah ini:
PERTANYAAN PRA PRAKTIKUM:
- Pada saat melakukan pemanasan dengan penangas air terhadap campuran tersebut mengapa perlu dilakukan dengan menggoyang-goyangkan campuran?apa tujuan dari penggoyangan tersebut
- Mengapa pada saat proses isolasi p-metoksi sinamat dilakukan pemanasan yang suhunya tidak boleh lebih dari 60C?
- Mengapa pada percobaan ini pada saan residu dipisahkan dilakukan perkolasi sebanyak dua kali?
Widya aria ningsih (RRA1C117001)
BalasHapus2.Karna itu akan melebihi titik lelehnya sehingga nantinya akan mengakibatkan turunnya kualitas kelarutannya.
no 3 tujuan dilakukan perklorasi dua kali agar menghasilkan larutan kloriofrom yang bercampur dengan ekstrak kencur dan terpisah dengan serbuk rimpang kencur sehingga menghasilkan larutan yang berwarma kuning bening .
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3. Karena na dengan hanya melakukan satu kali proses perkolasi atau penyaringan dengan pelarut yang sama, akan menyebabkan tidak semua senyawa p metoksisinamat ekstraksi secara maksimal
BalasHapus