penerapan teori dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif serta campuran

 Latar belakang

Perkembangan dunia pada abad 21 di tandai dengan pemanfaatan IPTEK atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala hal, baik dalam segi kehidupan maupun dalam segi pembelajaran. Seperti halnya dengan tujuan dari prodi pendidikan kimia yaitu menghasilkan calon guru yang berkualitas yang memenuhi abad 21 dan profesional menyelenggarakan kegiatan pembelajran yang inovatif. Abad 21 ini memiliki keterampilan yang menitikberatkan pada keterampilan kreativitas, ketekunan dan pemecahan masalah dengan kemampuan berkinerja dengan baik dalam tim. Sehingga perkembangan abad 21 bisa diikuti oleh sumber daya manusia dan perlu memiliki kesadaran pada kondisi global, memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi serta memiliki komunikasi dan kolaborasi yang baik.

Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas adalah mata pelajaran kimia, pada umumnya siswa cenderung belajar kimia dengan cara menghafal baik itu matematis maupun non matematis. Sehingga siswa tidak dapat memahami konsep kimia. Sementara, sebagian besar materi kimia salinh berkaitan atau satu materi menjadi pembagun materi yang lain. Contohnya pada materi larutan asam dan basa. Dimana materi larutan asam da basa ini menjadi dasar untuk materi selanjutnya seperti titrasi asam basa, hidrolisis garam dan larutan penyangga. Jadi dapat dikatakan bahwa materi larutan asam dan basa dapat memberikan pembelajaran yang betahan lebih lama di memori siswa.

PjBL merupakan model pembelajaran berbasis proyek yang menerapkan Pendekatan pembelajaran inovatif, pada pembelajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks, lebih menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk menghasilkan suatu karya. Karya yang dihasilkan dapat berupa suatu rancangan, model, prototipe atau produk nyata yang dapat diterapkan di masyarakat (Anas dan Murti, 2016: 398). Pada pembelajaran ini dapat didesain dengan pendekatan Green Chemistry, dimana pada pendekatan green chemistry ini berpatokan pada 12 prinsip green chemistry yang biasanya disajikan dalam satu kesatuan dari 12 prinsip tersebut. Diaman green chemistry merupakan suatu pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan yang dihasilkan ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Materi pokok Larutan Asam dan Basa meliputi konsep asam dan basa, konsep pH dan pOH, kesetimbangan larutan asam dan basa (dibatasi larutan dalam air), reaksi asam dengan basa (reaksi penetralan), dan penerapan konsep pH. Projek pembuatan indikator asam dan basa dari bahan alam serta pembuatan alat uji larutan elektrolit untuk mengetahui kekuatan asam dan basa dapat membuat siswa aktif. Dengan pendekatan green chemistry ini guru dapat merancang tugas proyek dengan melibatkan siswa dalam investigasi bahan-bahan yang familiyar dalam kehidupan siswa yang dicurigai bersifat asam atau basa, serta meminta mereka membuat sebuah proyek berupa indikator alami dengan memakai seperti bunga berwarna. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip dari 12 prinsip green chemistry yaitu use of renewable feedstocks (memakai bahan terbarukan) dalam green chemistry. 
Dengan cara belajar yang dipraktekkan secara langsung atau dengan melihat secara langsung fenomena yang ada disekitar lingkungannya maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Siswa akan mampu memahami sifat-sifat asam dan basa serta mampu mengetahui bagaimana cara membuat indukator alami disamping mengetahui indikator universal dan ph meter melalui video-vidio yang diberikan guru. Dengan adanya wabah covid-19 ini proses pembelajaran dilakukan secara daring dan siswa melakukan pembuatan project dengan memanfaatkan bahan yang ada dilingkungan sekitarnya dan orang tua sebagai fasilisator pengganti guru, dan kegitan pembelajaran melalui aplikasi berbantuan zoom dan whastapp.
 
PENELITIAN YANG RELEVAN
    Ada beberapa penelitian mengenai model pembelajaran Project Based Learning. yang pertama penilitian yang dilakukan Sitaresmi,dkk (2017) yang menerapkan pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi sistem perodik unsur. Berdasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa metode Project Based Learning  pada materi sifat keperiodikan unsur siswa kelas X MIASMA Negeri 1 Teras Boyolali dapat meningkatkan aktivitas belajar dengan ketuntasan 72,31% pada siklus I menjadi 75,94% pada siklus II. Sedangkan pada prestasi belajar siswa pada kompetensi pengetahuan meningkat dari 52,94% pada siklus I menjadi 73,53% pada siklus II, pada kompetensi sikap meningkat dari 73,53% pada siklus I menjadi 79,41% pada siklus II dan pada kompetensi keterampilan meningkat dari 82,35% pada siklus I menjadi 97,06% pada siklus II.
    penelitian dari Nurbaity (2011) dengan judul pendekatan Green Chemistry suatu inovasi dalam pembelajaran kimia berwawasan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan green chemistry dapat mengurangi, menghilangkan   dan mengganti penggunaan bahan-bahan kimia beracun dan berbahaya yang digunakan dalam percobaan untuk mengurangi kadar pencemaran dan volume limbah.
    Penelitian yang dilakukan olh Cyntia, dkk(2014) dengan judul Analisis Kemampuan Komunikasi dan Kerja Sama Siswa Pada Pembelajaran Kimia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) yang menunjukkan hasil bahwa dengan menggunakan kodel pemebelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama siswa.     Istiqomah (2014) yang menerapkan pembelajaran berbasis Project Based Learning pada materi pokok larutan asam dan basa yang ditinjau dari kualitas proses yaitu aktivitas siswa dan kualitas hasil yaitu prestasi belajar siswa pada materi pokok larutan asam dan basa.
    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning efektif diterapkan pada pembelajaran IPA dan Matematika, hal ini dikarenakan siswa memiliki kesempatan untuk bekerja sama, berbagi pandangan dan pendapat dan mengetahui bahan-bahan yang digunakan secara alami dan menyampaikan hasil sehingga dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa. selain itu guru dapat lebih mudah menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.
    berdasarkan 
 
Teori belajar Terhadap Model Pembelajaran Project Based Learning
 
        Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif (cognitive model) atau model perseptual. Menurut teori beajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Karena itu belajar menurut teori kognitivisme yang diaritikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. Dalam teori ini menekankan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Karena teori ini menekankan kebermaknaan keseluruhan sesuatu dari pada bagian-bagian, maka belajar dipandang sebagai proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain Aunurrahman (2013).
        Menurut Suyono (2014), Konstruktivisme merupakan sebuah filosofi pembelajarn yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkontruksi pengetahuan kita tentang dunia tempat kita hidup. kontruktvisme percaya bahwa pembelajarn mengkonstruk sendr realitasnya atau paling tidak menerjemahkannya berlandaskan persepsi tentang pengalamannya, sehingga pengetahuan individu adalah sebuah fungsi dari pengalaman sebelumnya, juga struktur mentalnya, yang kemudian digunakannya untuk menerjemahkan objek-objek serta kejadian baru.
        Model Project Based Learning mempunyai kesesuaian dengan teori belajar ini, karena siswa diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pada lembar kerja sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan sendiri. Setelah itu siswa berdiskusi dengan temannya kemudian dapat menarik kesimpulan sendirin mengenai materi yang diberikan. dimana langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yaitu Penentuan Proyek Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya, baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru. Perancangan Langkah-Langkah Penyelesaian Proyek Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek dan kerja sama antar anggota kelompok. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek Melalui pendampingan guru peserta didik dapat melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya.Beberapa lama proyek itu dapat diselesaikan tahap demi tahap. Penyelesaian Proyek Dengan Fasilitas dan Monitoring Guru Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek, diantaranya adalah dengan (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) Interviu, (e) merekam, (f) berkarya seni, (g) mengunjungi objek proyek, atau (h) akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek, mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan memonitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas proyek. Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Proyek, Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran. Evaluasi Proses dan Hasil Proyek Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proyek refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek . Pada tahap ini, juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.

Komentar

  1. Assalamualaikum. Baik saya Murni Maria Simanjuntak ingin menanyakan dalam kemampuan komunikasi, indikator apa yang akan di ukur??

    BalasHapus
  2. Waalaikumsalam wr.wb.
    Baik lah, untuk indikator yg akan saya ukur yaitu dalam aspek menjawab dan komentar misalnya dari guru atau siswa lain, kemudian dalam menyampaikan hasil diskusi, menyanggah pendapat orang lain dan berani mengungkapkan pendapat
    Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II (PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM PIKRAT)

LAPORAN PERCOBAAN 5 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II (PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK METIL SALISILAT MINYAK GANDAPURA)